Jumat, 25 September 2015

Spesial



“ i’ll be looking at my windows, seeing Adelaide sky, would you be kind enough to remember”
Bersama dengan alunan nada akustik gitar yang merdu,
Sepenggal lirik itu menjadi teman menulisku malam ini

Tentu mengarang bebas seperti ini bukan hal baru untukku
Tapi suasana dan rasa yang berbeda, membuat pikiran dan imajiku terkuras
Iya, adalah hal baru untukku menulis di saat aku tak lagi sendiri
Di saat ada wanita yang begitu tulus mencintaiku selain ibu ku
Hadir dalam hidupku

Jumat, 19 Juni 2015

Harapan ?

Tuhan kembali menghadirkanmu dalam hidupku
Entah dengan maksud dan tujuan apa
Sejenak kehadiranmu, cukup mengobati rasa rinduku
Meski tak lama, setidaknya itu sudah cukup

Jumat, 15 Mei 2015

Bait Untukmu



Tetaplah di situ,
Dengan senyum dan tatap matamu
Bukan sebagai orang yang akan ku perjuangkan
Tapi penyejuk di tengah rapuhku

Tak perlu ada tawa ataupun tangis
Kau telah menjadi bagian tulang rusuk orang lain
Melepasmu adalah caraku menghargai hadirmu
Nuraniku membenarkan itu

Jika aku terlalu angkuh ingin memilikimu
Pastikan kau tahu arah dan tujuanku
Jari jemari yang tak berhenti menulis isi hati
Hanya demi menanti rasa kehilangan

Rabu, 01 April 2015

Tentang Masa Lalu



Larut dalam sebuah kenangan bukanlah hal terbaik
Saat harapan tak lagi terasa
Langkah yang semakin berat untuk menjauhkan diri
Melupakan seakan menjadi kata bijak yang harus di maknai lebih dalam

Pria Lemah



Mungkin benar, aku terlalu lemah untuk semua ini
Aku tak terlalu pandai dalam memainkan bahasa
Bahkan hanya untuk sekedar mengucapkan sapa untukmu
Butuh belasan menit untukku, beranikan diri mengatakannya

Minggu, 04 Januari 2015

Tersenyumlah


Lamunan itu semakin menenggelamkanmu
Tatapan kosong di kedua matamu
Seakan menegaskan kesedihan yang kamu rasa

Rabu, 31 Desember 2014

Untukmu yang tak menginginkanku


Mencoba memilikimu adalah tindakan nyata, bahwa aku menyayangimu
Bahu yang selalu ada untukmu menyandarkan kesedihan
Peluk yang tak pernah letih mendekap saat kegelisahan menyerangmu
Serta otak yang tak pernah berhenti berfikir, membuat lelucon agar sendu tangismu berubah menjadi senyum tipis